Minggu, 05 September 2010

IDUL FITRI :HARI PEMBEBASAN DOSA
Oleh:ABDUL MU’ID







Kita inggat syiir”Ya Tuhanku Aku bukanlah Makhluq yang pantas menjadi Penghuni Syurgamu,tapi aku juga tidak kuat siksa Nerakamu,berilah Aku kesempatan untuk bertaubat,dan ampunilah semua dosa-dosaku,karena hannya engkaulah yang Maha mengampuni segala dosa-dasa hamba “.Penggalan Syiir ini menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah yang menguasai seluruh alam jagat raya ini.tanpa rahmat dan rahimnya manusia tidak ada apa-apanya.

Manusia yang berlumuran dosa tidak pantas ia menjadi penghuni syurga,Namun ia tidak akan kuat menahan siksaan api Neraka jahannam,Maka kesempatan manusia sebelum mati ia disuruh bertaubat ,sebesar apakah dosanya maka Allah Swt.akan menerima tobatnya seorang hamba karena Allah punya sifat “Rahman dan Rahim”.
Selagi tobatnya “berupa taubatan nasuha”.
Yakni, taubat yang betul –betul murni karena tobat sungguhan bukan tobat buatan .Seperti tobatnya orang makan sambal,ia mengakui kalau sambal itu rasanya pedas.
Tetapi, ia terus mengulagi terus menerus.Tobat semacam itu namanya tobat Sambal.Sama saja orang ketangkap Polisi karena mencuri,atau karena Narkoba.
Setelah dihukum satu tahun ia tidak kapok-kapok,malah ia ketagihan.Ditangkap lagi ,mengulagi lagi,ditangkap lagi mengulagi lagi,sampai-sampai polisinya capek Nangkap.

Maka pencuri dan pecandu Narkoba itu akan jera .jika, hukuman Pencuri dan pecandu narkoba itu berat,Tetapi, sebaliknya jika hukumannya terlalu ringan ,maka mereka akan terus mengulang.Seperti Hukuman yang ada di Indonesia.
Kata kunci taubat adalah taubat yang “Nasuha”.Insya Allah kalau taubatnya ,taubatan Nasuha ,mereka akan diterima disisi Allah swt.
Jagankan Dosa Mencuri dan Narkoba,Dosa Orang Berbuat Zina saja ,kalau mereka betul-betul mau bertaubat insya Allah,Allah akan mengabulkan permintaan hamba,selagi pertaubatannya sebelum nyawanya ada di tenggoroan.
Kita pernah mendengar keterangan Wanita Pezina didalam kitab “Riyadus Shalihin”yang dalam semua hidupnya hampir digunakan untuk melakukan Perzinaan.Tetapi,diakhir hayatnya ia menyadari kalau ia berlumuran dosa,banyak melakukan kesalahan,dan kekhilafan.
Ia kemudian mau bertobat .Ia mencari kyai untuk menyaksikan pertobatannya,Namun, Naas ditengah perjalanan tobatnya .Nyawanya diambil duluan oleh yang maha kuasa.Maka, ada dua malaikat : satu Malaikat Ridlwan Dua Malaikat Malik Sang penjaga Neraka.Namun, Dua malaikat tadi saling mengeklaim,untuk memasukkan ketempat Neraka mereka masing-masing.
Yang Malik ingin memasukkan ke Neraka Jahannam ,sedangkan Malaikat Ridlwan ingin memasukkan Ke Syurga Allah.Namun, keduannya harus bersabar untuk mengukur tingkat dosanya seorang hamba,dan tingkat kesungguhannya dalam mencari pertaubatannya.Karena itu, Allah Maha pemurah lagi Maha penyayang.
Pertaubatan Wanita Pezina tadi, akhirnya diterima oleh Allah Swt.
Jadi,akhirnya Wanita tadi mendapatkan Rahmatnya dan Ridla Allah Swt.
Nah,bagaimana dengan pertaubatan Orang yang melakukan dosa selain dosa Besar,apakah Dosanya diterima Oleh Allah ataukah tidak?
Kalau kita Memahami dari kissah diatas, Maka dosa besar aja bisa diterima tobatnya,apalagi dosa Kesil.Asalkan, didalam hati seseorang tadi tidak ada niatan dan kesengajaan untuk terus menggulagi dosanya.
Fa Insya Allah,Allah akan mengampuni dosa seorang hamba.Ia tidak perduli yang punya dosa itu orang kaya,atau orang miskin .
Allah tidak akan pandang bulu ,Allah akan bersikap adil,karena Allah mempunyai sifat”tawwabur Rahim”.
Yang maknanya adalah Allah Maha menerima Taubat.

Bagaimana hubungan Puasa dengan Dosa?
Puasa adalah menahan makan dan minum,serta hal-hal yang membatalkan Puasa mulai dari terbitnya fajar Shadiq sampai tewrbenamnya matahari”
Sedangkan,Mula-mula puasa diwajibkan karena manusia banyak melakukan dosa,karena itu,untuk menhapus dosa manusia tidak ada jalan lain kecuali manusia harus melakukan Ritual Puasa.
Menurut kitab”Bahjatul Anwar” dijelaskan Awalnya puasa diwajibkan oleh Allah Swt. kepada Manusia ,karena Nabi Adam As,pernah melakukan kesalahan .Ketika itu, Nabi Adam dan Siti Hawa’dimasukkan di syurganya Allah beliau berdua dilarang makan buah khuldi
Tetapi,mereka berdua malah makan buah Khuldi,
Pada akhirnya makanan yang berupa buah khildi tadi masih tersisa dalam perut adam dan Hawa’selama tiga puluh hari,
Maka, untuk menghilangkan sisa makanan yang masih ada dalam perutnya Nabi Adam dan Siti Hawa’tadi Allah Swt. memerintahkan keduanya untuk mengilangkannya dengan jalan melakukan Puasa tiga puluh hari.
Disitulah Akhirnya Allah Swt. mau menerima pertobatannya Adam dan Siti hawa’.
Dan setelah puasa itu dilakukan mereka berdua,maka ini akhirnya diwajibkan dan disyariatkan pada zaman Nabi kita Muhammad saw.samapai ke zaman sekarang ini diabad ke 14 H.dan seterusnya sampai datangnya hari Qiamat tiba.
Jadi, dengan melakukan Puasa Insya Allah Dosa-dosa manusia akan dibakar,karena sejatinya makna dari puasa itu adalah membakar Dosa-dosa manusia.
Bagaimana hubungannya puasa dengan Kelezatan di Dunia?
Didalam kitab “Dzurrotun Nasihin”,Halaman:13”dijelaskan,bahwa kenikmatan di dunia itu ada empat macam.
Satu :Kenikmatan Makanan,Dua :Kenikmatan Minum Tiga:Kenikmatan Hubungan Sexual dengan Wanita,Keempat Kenikmatan Tidur.
Semua kenikmatan itu, akan menjadi penghalang seorang hamba kepada sang pencipta,jika seorang hamba itu tidak melakukan kewajiban Puasa di Bulan Suci ramadlan.
Padahal, manusia adalah makhluq ciptaan Allah yang paling Mulya dibanding dengan makhluq ciptaan Allah yang lainnya.
Al-Qur’an suarat At-Tin:ayat:4;5,6, dijelaskan,”Sungguh aku telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,lalu aku kembalikan manusia itu pada tempat yang ada di titik Nadir(yang paling rendah derajatnya disbanding makhluq lain),kecuali orang-orang yang mau beriman dan mau berbuat amal kebajikan,maka baginya pahala yang tidak akan terputus-putus selamanya.

Dari Uraian diatas dijelaskan ,bahwa Puasa itu memutus kenikmatan Makan,Minum,Hubungan Sexual,pada waktu Siang hari,kecuali pada waktu malam,semua yang diharamkan pada waktu siang dihalalkan pada waktu malamnya.Namun,Puasa itu diwajibkan karena semata-mata Allah ingin mengukur kadar keimanan dan ketaqwaan seorang hamba semata.
Jadi ,jangan samakan Puasa dengan Aliran Hedonisme dalam Buku Akhlaq Tasawuf karya Ahmadi:2005,Hlm.64”,karena aliran ini bersifat hewani.
yakni ,sesuatu bisa dipandang kebahagiaan,bila sesuatu itu mampu mendatangkan kelezatan dan kenikmatan,tidak pandang itu norma baik dan buruk.
Apabila sesuatu itu baik ,tetapi tidak bisa mendatangkan kelezatan dan kenikmatan,maka hal itu dianggap sesuatu yang buruk,juga sebaliknya sesuatu itu dianggap buruk ,tapi bisa mendatangkan kelezatan dan kenikmatan,maka hal itu dianggap “kebahagiaan”.
Memang kebahagiaan dan kesenangan adalah tujuan manusia hidup di muka bumi(Epicurus:341-270).Tidak ada kekuatan dalam hidup,selain kelezatan dan kebahagiaan ,tidak ada keburukan dalam kehidupan ini kecuali penderitaan.

Apa hubungan Puasa dengan Idul Fitri atau hari Pembebasan Dosa?
Setelah manusia mampu mengendalikan ,Hawa Nafsu,termasuk menahan hubungan sexual di siang hari,menahan makan dan minum,haus,dan lapar,serta mau membayar zakat fitrah dan zakat mal,dalam bulan Puasa,maka pantaslah manusia mendapat gelar untuk merayakan hari Kemenangan atau yang lebih pantas disebut merayakan “Hari raya Idul Fitri”hari dimana manusia bersih dari Dosa dan Noda.Bukankah hari Raya dirayakan dengan baju baru,sarung baru, atau mukena baru?
Akan tetapi ,yang lebih subtantif dari makna hari Raya Idul Fitri adalah Manusia itu mampu meningkatkan keimanan dan ketaatannya kepada Allah Swt.
Karena itu, sejatinya hari kemengan adalah dimana manusia mampu menahan hawa nafsu.dan mampu meningkatkan dirinya mendekatkan diri kepada Allah semata.
Karena itu,Nabi pernah mengatakan kepada para shahabat”,kita telah kembali dari perang kecil menuju Perang yang paling Besar,”apa kata para Shabat pada waktu itu.Ya,Rasul,kita kan telah melakukan perang badar yang begitu dasyad,mengapa dikatakan perang kecil”,Tannya Shahabat,”?
Nabi menjawab,”iya Perang yang paling besar adalah kita memerangi hawa nafsu kita masing-masing.”

Jadi,Perang yang paling berbahaya dan sangat besar adalah Jihatus Nafsi”,Kata Nabi “.

Oleh karena itu ,marilah kita jaga puasa kita,agar puasa,dan amal ibadah kita dibulan puasa ini mendapatkan pahala dari Allah swt.dan diterima disisihnya.amin ya Rabbal alamin.Dengan demikian apa yang kita kerjakan tidak akan sia-sia.Wallahu A’lam Bisshawab.

Penulis adalah:Dosen STAI AR-Rosid Surabaya, Mahasiswa Pascasarjana Program Doktoral S-3 IAIN Sunan Ampel Surabaya
Prodi:Dirasah Islamiyah(Islamic Studies)
Identitas Penulis : Nama lengkap :H.Abdul Mu’id,S.Ag.M.Pd.I
Lahir : Gresik, 11 Nopember 1969
Alamat : Boboh Rt.05 Rw.02 Menganti Gresik Jawa Timur.
No.Hp.o81332260957.No.rekening.Banksyariah mandiri.
An.ABDUL MU’ID,H,S.Ag, M.Pd.I No.2487000482
E-Mail :Abd_muid31@yahoo.co.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar